Chief Executive Officer (CEO) PT SESNA paparkan Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan di Wilayah Timur Indonesia

Chief Executive Officer (CEO) PT SESNA paparkan Peluang dan Tantangan Energi Terbarukan di Wilayah Timur Indonesia

PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) diberikan kesempatan berkolaborasi bersama British Embassy Jakarta dan MENTARI UK-Indonesia, dalam rangka memberikan pandangan kami mengenai peluang dan tantangan energi terbarukan di wilayah Timur Indonesia.

Dalam acara tersebut, Chief Executive Officer (CEO) PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA), Rico Syah Alam, menjadi narasumber dengan memberikan perkenalan perusahaan. Selama delapan tahun berdiri, PT SESNA telah memiliki pengalaman mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di wilayah Nusa Tenggara Timur. Berlokasi di tiga titik – Sumba Timur, Maumere, Ende – PLTS tersebut dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 1 MWp.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang energi khususnya energi surya, PT SESNA menargetkan pasar tidak terbatas pada PLN, tetapi juga melebarkan peluang ke sektor swasta. Oleh karena itu, PT SESNA berinisiasi mendirikan Solar Warrior Indonesia dengan target pasar sektor industri, bisnis, hotel & resort, mining, dan juga residential. Solar Warrior Indonesia telah memiliki beberapa pengalaman proyek di berbagai sektor, dengan proyek terbesar yaitu green mining dimana Solar Warrior bermitra dengan salah satu perusahaan tambang batubara di Indonesia.

Selanjutnya, Rico memberikan pendapat serta pandangan mengenai peluang apa saja yang dapat dilakukan dalam bidang energi terbarukan khususnya di Indonesia bagian Timur. Jika dilihat dari situasi terkini di Indonesia, total kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan yang telah terpasang sebesar 70 GigaWatt, dengan porsi Independent Power Producer (IPP) sebesar 26%. Sebagai perusahaan pengembang, harapan PT SESNA adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dapat terus meningkat, dalam rangka mendukung program pemerintah terkait bauran energi nasional tahun 2025.

Berbicara tentang bauran energi, saat ini Indonesia masih didominasi oleh penggunaan sumber energi batubara dan gas. Sedangkan penggunaan sumber energi terbarukan masih di angka 15%, dengan mayoritas dikuasai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air. Angka ini masih sangat jauh dari target pemerintah yaitu sebesar 23%.

Berdasarkan data tersebut, hal ini menjadi motivasi utama bagi kita semua, baik dari sisi perusahaan pengembang, pemerintah, maupun stakeholders lainnya untuk lebih mendorong pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Seperti yang kita ketahui, sumber energi terbarukan menjadikan kita mengurangi ketergantungan pemakaian diesel genset yang tidak ramah lingkungan. Selain itu, hal paling penting yaitu penggunaan energi terbarukan dapat meningkatkan diversifikasi energi yang tentu akan meningkatkan ketahanan energi. Sehingga, Indonesia tidak hanya bergantung pada satu jenis energi primer, tetapi memiliki sumber energi lain yang tidak akan ada habisnya.

Share